Wednesday, June 19, 2013

Angka Harapan Hidup Masyarakat di Indonesia

“Secara global memang jumlah orang hidup menjadi lebih lama tentu lebih banyak. Berdasarkan data kami pada 2010 di Indonesia angka harapan hidup untuk  orang berusia diatas 60  tahun mencapai  20, 7 juta orang lalu bertambah 36 juta orang. Pelayanan ini karena pelayanan kesehatan semakin baik, akses kesehatan mudah. Jadi harapan hidup semakin panjang,” kata Nursila Dewi, Kamis (5/4).
Namun diakui masih jumlah peningkatan tersebut terbilang kecil apabila dibandingkan dengan kuantitas penduduk Indonesia. Masih banyak ditemukan khususnya masyarakat pedesaan yang kurang memahami pentingnya menjaga pola hidup untuk sehat sehingga diperlukan upaya keras untuk mensosialisasikan program sehat kepada masyarakat.
 “Memang masih banyak yang perlu ditingkatkan. Pendidikan dan kesehatan agar terus dipromosikan sehingga kesadaran meningkat,” ujar Nursila Dewi.
Angka harapan hidup seseorang, kata Nursila Dewi, juga dipengaruhi oleh kesehatan ibu saat mengandung. Apabila sejak ibu mengandung senantiasa menjaga kesehatan dan pola hidup yang teratur maka kecenderungan usia panjang semakin tinggi. (Sgd/AKS)

        Rata-rata Angka Harapan Hidup pada saat lahir (eo ) adalah hasil perhitungan yang sering di pakai sebagai indikator Kesejarteraan Rakyat. Dengan Asumsi kecenderungan Angka Kematian Bayi (AKB) menurun serta perubahan susunan umur penduduk seperti yang telah di uraikan di atas maka harapan hidup penduduk Indonesia (laki-laki dan perempuan) naik dari 67,8 tahun pada 2000-2005 menjadi 73,6 tahunpada periode 2020-2025. Dalam tabel 3.7 terlihat bahwa variasi harapan hidup menurut provinsi tidak terlalu besar pada awal tahun proyeksi,angka harapan hidup terendah 60,9 tahun untuk Nusa Tenggara Barat dan tertinggi 73,0 tahun untuk DI Yogyakarta. pada akhir periode proyeksi variasi itu menjadi berkisar antara 70,8 tahun 75,8 tahun untuk provinsi-provinsi yang sama seperti pada awal periode.

Angka Kematian Rakyat Indonesia

Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang di laksanakan di lapangan Desa Sumurber Kec Panceng sangat meriah, selai di laksanakan Upacara juga di warnai dengan peneriamaan hadiah-hadiah peserta lomba, dan sebelumnya di lapangan tersebut juga dilaksanakan bumi perkemahan.
Wakil Bipati Gresik Drs. H. Moch Qosim saat menjadi Irup upacara menyampaikan bahwa peringatan Hari Kesehatan Nasional yang ke 48 tahun 2012 mengambil tema “Indonesia cinta Sehat ” dengan sub Tema “Ibu selamat anak sehat”. Indonesia Cinta sehat adlah refleksi dari sikap dan perilaku setiap insan Indonesia menjadikan kesehatan sebagai dasar tindakan dan motivasi dalam kehidupan sehari-hari. Sedang sub tema Ibu selamat anak sehat di pilih karena karena merupakan sasarn prioritas pembangunan Kesehatan.
Dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak , cakupan persalinan oleh tenaaga kesehatan telah meningkat secara bermagna dari 61,4% tahun 2007 menjadi 87,4% tahun 2011, dalam periode yang sama cakupan imunisasi campak meningkat dari 67% menjadi 93,3% status gizi masyarakat juga menunjukkan perbaikan perbaikan, prevalensi gizi kurang pada balita tahun 2010 sebesar 17,9% dan diharapkan turun menjadi 15% pada tahun 2015.
Selain berbagai kemajuan dalam pembangunan kesehatan, saat ini kita tengah menghadapi tantangan baru yaitu meningkatknya penyakit tidak menular, hal ini di sebabkan karena perubahan gaya hidup/life style. Data tahu 2010 menunjukkan 59% kematian di Indonesia disebabkan penyakit tidak menular dan gaya hidup, yang tentunya membutuhkan biaya besar, seperti Stroke, diabetes, gagal ginjal, janung, AID, penyakit-penyakit tersebut sebenarnya bisa di cegah dengan gaya hidup sehat seperti pola makan gizi imbang, mengendalikan berat badan, olah raga teratur, tidak merokok dan berperilaku seksual yang bertanggungjawab.

Artikel Kesejahteraan Rakyat di Indonesia

     
Kesejahteraan Rakyat Indonesia
          Mengutip kembali berita Kompas.com tanggal 8 Maret 2012, jumlah penduduk miskin pada Maret 2011 tercatat ada 30,02 juta orang kemudian turun menjadi 29,89 juta orang pada September 2011. “Secara persentase dari 12,49 persen (Maret 2011) turun menjadi 12,36 persen (September 2011),” ujar Suryamin dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Jakarta, Kamis (8/3/2012).
       Suryamin pun menyebutkan, penduduk yang rentan terhadap kemiskinan atau hampir miskin sebesar 11,5 persen atau 27,82 juta pada September 2011. “Tren kemiskinan tahun 1996 sampai 2011 terjadi tren menurun,” tambah Suryamin.
Ia menerangkan, patokan BPS dalam menghitung jumlah penduduk miskin adalah garis kemiskinan. Garis ini berubah-ubah setiap tahunnya seiring dengan tingkat inflasi. Pada September 2011, garis kemiskinan makanan sebesar Rp 179.204 dan garis kemiskinan non-makanan Rp 64.525. Sehingga total garis kemiskinan yang digunakan sebagai patokan sebesar Rp 243.729.

Profil Populasi Indonesia 2012

Daftar Kota di Indonesia berdasarkan jumlah penduduknya pada tahun 2012. Daftar ini tidak dimaksudkan sebagai suatu daftar yang lengkap atau selalu terbarui. Jika Anda melihat artikel yang seharusnya tercantum di sini, silakan sunting halaman ini dan tambahkan pranala ke artikel tersebut. Gunakan perubahan terkait untuk melihat perubahan terbaru dari artikel-artikel yang tercantum pada halaman ini.

Profil Kemiskinan di Indonesia

       Sampai dengan tahun 2011, tingkat kemiskinan nasional telah dapat diturunkan menjadi 12,49 persen dari 13,33 persen pada tahun 2010. Gambar 2.1.
         Keberhasilan dalam menurunkan tingkat kemiskinan di samping diperoleh melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan melalui 3 (tiga) klaster program penanggulangan kemiskinan. 
Gambar 2.1.
Sumber: BPS
          Hasil yang diperoleh pada tahun 2011 dari Klaster I yang ditujukan untuk mengurangi beban pemenuhan kebutuhan dasar dan untuk memenuhi kebutuhan dasar anggota rumah tangga miskin melalui peningkatan akses pada pelayanan dasar adalah: (1) realisasi penyaluran subsidi Raskin sebesar 2,9 juta ton bagi 17,5 juta rumah tangga sasaran penerima raskin, dan adanya penyaluran Raskin ke-13 untuk mengurangi beban pengeluaran rumah tangga miskin akibat kenaikan harga-harga pangan, termasuk beras; (2) pemberian pelayanan Jamkesmas bagi 76,4 juta orang; serta (3) penyediaan beasiswa yang direncanakan untuk 4,7 juta siswa.